Minggu, 23 Oktober 2011

Disko seisi rawa

Menangkap sesunyi imanmu diatas rawa
Semuanya terlihat samar
Dan sangat ringan
Kau masih memilikiNya?
Diam diam ini penuh bisu
Bisu bisu ini penuh diam
Atau kau justru membangkang?
Kau tahu
Roda pasti berputar
Alunannya masih bertalu-talu merombak nafas
Kau kemana saja?
Bersekongkol dengan penduduk rawa?
Atau sudah sebegitu bobrokkah jalan yang harusnya kita toreh baik.
Aku ingin menyesal
Aku ingin marah
Aku ingin membunuhmu
Tapi
Aku hanya ingin
Dalam peruntukku jiwa ini sunyi oleh sabar
Penuh sesak oleh dendam
Bukan karenamu
Mungkin jiwa-jiwa rawa itu merasukiku juga,
Mari kembali
Mari menyusun kembali
Bongkahan jejak yg pernah hilang itu
Ayo kita bangun lagi . . .
Dan kuharap kau mengangguk dengan tangan yang tak pernah terlepas . lagi


blah blah blah

kalau boleh ada satu permintaan lagi dalam hidup saya, yah mungkin masih diberi izin oleh pembuat hidup untuk meminta. saya hanya ingin kamu pergi dari hidup saya, oke. mungkin saya yang harus pergi jauh meninggalkan anda. pokoknya yah itulah semacam meninggalkan ditinggalkan meninggalkan dan melupakan. tindakan akhir yang sangat konkrit untuk sesuatu yang sangat saya inginkan. tindakan pasti itu.

maaf banget sedikit curhat :p

sayangi aku yang terlalu

abstraknya keinginan
kebrutalan nafsu
keanggunan rasa sabar
kebiadapan cobaan
kesantunan doa-doa
keraguan batin
kekisruhan rasa sabar
surat-surat ini
menenggelamkan kami
kedalam muara-muara
rindu yang amat menginfeksi

selama ini, semua rindu....
yang hanya tertuju pada kefana-fanaan hidup
.
jiwa yang meraung hanya padaMu
akankah tak ada lagi fana itu
apa mungkin karena Kau terlalu menyayangiku

re-post puisi

cuma mau re-post aja, sudah jarang sekali tidak menjamah puisi. rindu akan angan angan yg belum pernah tercapai lewat sini :) judul puisi di adalah puisi

puisi
saya hanya bisa
menatap anda lewat puisi
menyayangi anda lewat puisi
mengenal segala perasaan ini
dari puisi
jari jemari yang mengalun indah
mengatakan segala perasaan
tentangmu
lewat puisi
perasaan ini jatuh saja
diatas kertas
dan berkata ini itu
berirama,
sungguh
sudah cukup bagiku mengenal cinta ini
hanya lewat puisi